Palembang – Gelora musik klasik Indonesia kembali membara, kali ini dari Bumi Sriwijaya. Kompetisi Piano Nusantara Plus (KPN+) 2025, kompetisi musik klasik terbesar dan paling progresif di tanah air, sukses menggelar babak regionalnya di Palembang pada Minggu, 2 Oktober lalu.
Event yang digelar di Ballroom Hotel Ibis Sanggar ini bukan sekadar ajang kompetisi, tapi sebuah festival yang mencatatkan dua rekor sekaligus: Palembang menjadi kota dengan partisipan terbanyak (70 peserta), menggeser rekor sebelumnya yang dipegang Lampung (57 peserta), sekaligus menjadi satu-satunya region di Sumatra yang memperkenalkan kategori instrumen gesek.
Sebuah Kejutan yang Menggembirakan
Ananda Sukarlan, sang maestro pendiri KPN+, tak menyembunyikan rasa bangga dan syukurnya. “Saya kaget tapi juga tentu bahagia,” ujar pianis yang namanya tercatat dalam 100 tokoh paling berpengaruh di Asia versi Tatler Asia ini. “Mengunjungi daerah-daerah yang kelihatannya belum ‘terjangkit virus musik klasik’, tapi malah pesertanya membludak.
Area selatan Sumatra ini ternyata minat dan bakatnya terhadap seni musik ini besar sekali.”
Antusiasme tidak hanya datang dari peserta.
Penonton yang memadati ballroom juga membuktikan bahwa apresiasi terhadap musik klasik di Palembang sedang berada pada titik yang tinggi. Mereka menyaksikan langsung para musikus muda membawakan karya-karya legendaris Beethoven dan Mozart, hingga komposisi kontemporer Ananda Sukarlan sendiri.
Dari Kakak-Beradik Wibagso hingga Golden Ticket ke Sydney
Tahun ini, sorotan jatuh pada duo kakak-adik berbakat, keluarga Wibagso. Gabriela Gendis Wibagso menyabet Juara 1 Kategori Lanjutan C, menjadi satu-satunya peraih juara pertama dari seluruh kategori di Palembang. Sementara adiknya, Mikael Seto Wibagso, meraih Juara 2 Kategori Pemula C.
Kesuksesan mereka melanjutkan tradisi finalis Palembang di kancah nasional, setelah tahun sebelumnya diukir oleh Fae Bernice Robin.
Kemenangan di KPN+ kini bukan hanya tentang piala dan piagam. Ananda Sukarlan mengumumkan sebuah terobosan: semua pemenang KPN+ mendapatkan “Golden Ticket” untuk langsung melaju ke babak final Ananda Sukarlan Award (ASA) tahun berikutnya, melewati tahap penyisihan. Ini adalah langkah strategis untuk menyatukan kuantitas dengan kualitas.
Lebih hebat lagi, melihat tingginya mutu peserta, Australian Institute of Music (AIM) Sydney memberikan beasiswa kursus musim dingin 2026 bagi pemenang kategori piano, vokal, dan instrumen gesek.
“Ini ‘cicipan’ berharga untuk merasakan kuliah musik di luar negeri,” jelas Ananda.
KPN+ Bukan Hanya Piano: Sebuah Gerakan Musik Nasional
Meski nama awalnya “Piano Nusantara”, kata “Plus” membawa misi besar. KPN+ terbuka untuk semua instrumen dan vokal klasik. Ananda melihat potensi besar, khususnya dalam “tembang puitik” atau vokal klasik, yang bisa menjembatani dunia musik dan sastra Sumatra. “Sumatra memiliki khazanah sastra yang kaya. Ini peluang kolaborasi yang luar biasa,” tambahnya.
Transparansi juga menjadi kunci. Nama dan latar belakang para juri, termasuk musikus muda multitalenta Vanessa Tunggal yang dihadirkan khusus untuk region Palembang, diumumkan jauh-jauh hari. Ini adalah bentuk komitmen KPN+ terhadap kredibilitas, berbeda dengan banyak kompetisi “fotokopian” yang hanya berburu peserta.
Mimpi Menjangkau Seluruh Indonesia
Dengan telah tercapainya 500 peserta lebih di 8 kota pada tahun ini, KPN+ terus melebarkan sayap. Tahun 2025 ini, KPN+ untuk pertama kalinya menyambangi Kalimantan Barat, Lampung, dan Sumatra Barat. “Cita-cita saya adalah menyelenggarakannya di semua provinsi di Indonesia,” tegas Ananda. Ia membuka undangan bagi siapa pun yang ingin menjadi mitra penyelenggara di provinsi yang belum terjamah.
Dengan semangat ini, Palembang telah membuktikan dirinya bukan sekadar peserta, tapi sebagai episentrum baru kebangkitan musik klasik Indonesia. Semua mata kini tertuju pada Grand Final Jakarta, 13-14 Desember 2025, dimana 24 finalis terpilih dari Palembang akan berjuang mengharumkan nama Sumatra di panggung nasional.
Daftar Pemenang KPN+ Region Sumatra Selatan yang Melaju ke Grand Final Jakarta:
(Sertakan daftar pemenang yang sama dari teks asli, tetapi bisa diformat dengan rapi menggunakan bullet points untuk keterbacaan yang lebih baik)
· Usia Dini A: Stanley Reinhart Lin (J2), Annisa Kamila Hazira (J3)
· Usia Dini B: Arsyila Mayesa Zahwa, Mikhael Aldrich Pranata Wijaya, Qiana Sybilla Qotrunnada (J2); Emily Grace Herman, Almeera Felisha (J3)
· Pemula C: Mikael Seto Wibagso, Elsa Marsela (J2); Rz Qanifah Giva Athaleta (J3)
· Lanjutan C: Gabriela Gendis Wibagso (J1), Nadine Gratia Eljireh Hutapea (J2), Cathrine Luvita (J3)
· Instrumen Biola, Senior: Cyrene Naomi Taslim (J2)
· …dan seterusnya.



	



