Beberapa waktu lalu, usulan Menteri GP Eric Tohir untuk KUR tanpa bunga langsung mendapat tanggapan dari Sekjen Asosiasi UMKM Indonesia.
Rencana ini tentu disambut baik oleh sebagian besar peserta dan berbagai pendukung UMKM, termasuk Edi Sumiro selaku Sekretaris Umum Asosiasi UMKM Indonesia. Edie berharap rencana ini bisa terlaksana sesuai rencana.
Tapi pertanyaannya, dari mana sumber dananya? Apakah Anda siap untuk mengatasi kesulitan yang datang dengan menyebarkan KUR?
Hal ini tentu penting untuk dibahas demi kelancaran program KUR bebas bunga. Ini jawaban lengkap Edi Sumiro!
UMKM berharap KUR tanpa bunga berjalan sebagaimana mestinya
“Tentunya kami menyambut baik rencana ini, kami berharap bisa diimplementasikan, dan bukan sekadar wacana. Tapi pertanyaannya, dari mana dananya?
“Saya lihat dia mungkin akan menggunakan dana CSR (corporate social responsibility) dari Bank di bawah BUMN, semoga bisa digunakan.” Ujar Edi Sumiro, mengutip wawancara yang dilakukan Beritasatu.com.
Edie berharap program KUR mikro bebas bunga bukan sekadar janji manis. Karena seringkali kita mengetahui bahwa kebijakan yang telah ditetapkan pun tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya.
Sekjen Asosiasi UMKM Indonesia menilai contoh kebijakan KUR Rp 100 juta ke bawah tanpa sumpah dan ketentuan, yang sebenarnya sudah jelas tercantum dalam peraturan pemerintah.
Namun kenyataannya, meskipun persyaratan administrasi telah dilaksanakan dengan baik, praktik di daerah ini tidak sesuai dengan standar. Misalnya kita sudah punya NIB (Enterprise Identification Number), bisnis yang kita jalankan sudah menggunakan alat teknologi modern (misalnya marketplace, QRIS), kita sudah punya ledger. Namun, penyalur KUR tetap akan meminta setoran dan jaminan.
Padahal aturan mengenai polis KUR Rp 100 juta sudah jelas tanpa obligasi atau obligasi. Ini sendiri merupakan masalah dengan alokasi KUR berbunga rendah, tetapi bagaimana dengan rencana KUR tanpa bunga?
Baca juga, 7 Tips Ampuh Agar Pengajuan KUR Diterima
Masalah penyaluran KUR tanpa minat pada usaha mikro
Menurut Edi Sumiro, kendala selanjutnya bisa jadi soal teknis penyaluran KUR dengan bunga nol persen. Saat ini jumlah pelaku usaha mikro telah mencapai sekitar 80% dari total jumlah UMKM yang ada.
“Apakah ini akan diberikan kepada pengusaha mikro di seluruh Indonesia?” Jika ya, berapa banyak? Misalnya, satu Kelurakhan diberi banyak pakaian untuk sekian banyak orang. Dan kalau misalnya ada 1.000 pengusaha mikro di kecamatan A, maka dana sebesar itu saja yang didapat, apakah tidak berantem? Rencana ini sangat bagus, tentunya ada harapan lebih dari sekedar mimpi yang diberikan kepada para pengusaha mikro ini,” kata Edi Sumiro lagi.
Seperti diketahui, sebelumnya Menteri BUMN Eric Tohir mengajukan proposal ke BI untuk memperkenalkan KUR tanpa bunga khusus untuk usaha mikro dan mengirimkan Wakil Menteri (Wakil Menteri BUMN).
Dalam siaran pers Senin lalu, 20 Februari 2023, terindikasi usulan ini juga mendapat lampu hijau dari presiden dalam rapat terbatas. Oleh karena itu, Eric berharap proposal ini dapat diselesaikan dalam waktu 1 bulan.
Baca juga,
Mungkin sebagian besar pengusaha mikro di Indonesia memiliki harapan yang sama dengan Pak Adi Sumiro, Sekretaris Jenderal Asosiasi UMKM Indonesia. Apalagi ternyata kontribusi usaha mikro terhadap perekonomian Indonesia secara keseluruhan sangat besar.
penutup
Usulan ini memang bagus, namun tidak dipungkiri ada beberapa kendala yang dapat menghambat rencana penyaluran KUR tanpa bunga. Misalnya, soal kepatuhan kebijakan dan besaran KUR yang disalurkan untuk mewujudkan kewajaran.
Sejauh ini, belum ada update resmi mengenai penawaran KUR tanpa bunga.
Namun, sebagai pengusaha mikro, kita juga bisa berharap untuk mengantisipasi/menyelesaikan masalah yang ada. Semoga pertanyaan Edi Sumiro di atas juga sudah ditanggapi dengan matang oleh pemerintah.
