Jakarta, (Indexindonesia.com ) – Presiden ke-8 Indonesia, Prabowo Subianto, secara resmi mengambil alih tanggung jawab penuh dalam menyelesaikan polemik pembiayaan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) Whoosh. Dalam kunjungan kerjanya ke Stasiun Tanah Abang, Presiden menegaskan bahwa negara mampu mengelola utang proyek senilai Rp116 triliun tersebut dan meminta agar isu ini tidak dipolitisasi.
“Teknologi, semua sarana itu tanggung jawab bersama dan itu di ujungnya tanggung jawab Presiden Republik Indonesia. Jadi saya sekarang tanggung jawab Whoosh,” tegas Prabowo, Selasa (4/11/2025).
Pernyataan ini merupakan respons dari kekhawatiran publik yang memanas, termasuk pernyataan Dirut PT KAI yang menyebut utang Whoosh sebagai ‘bom waktu’. Prabowo menyatakan telah mempelajari masalah tersebut secara mendalam dan memastikan tidak ada persoalan yang tidak dapat diatasi.
Lebih lanjut, Presiden mengingatkan esensi dasar dari pembangunan transportasi publik. Menurutnya, tolok ukur kesuksesan Whoosh bukanlah keuntungan finansial, melainkan social return of investment atau keuntungan sosial yang didapat oleh masyarakat.
Pandangan ini selaras dengan pernyataan Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi), yang sebelumnya menyatakan bahwa keuntungan Whoosh terletak pada pengurangan emisi karbon, peningkatan produktivitas, dan efisiensi waktu perjalanan.
“Semua transportasi publik di seluruh dunia itu jangan dihitung untung rugi, hitung manfaat untuk rakyat. Di seluruh dunia begitu, ini namanya public service obligation,” papar Prabowo.
Dengan pernyataan ini, Pemerintah tampak bersikap satu suara dalam memandang Whoosh sebagai aset strategis nasional, sambil berupaya mencari solusi terbaik untuk restrukturisasi pembiayaannya, termasuk perpanjangan tenor pelunasan utang.


































