Oleh: Syamsu Soeid
Kota Batu, Indexindonesia.com – Pada tahun 1984, Dwianto Setiawan menulis artikel berjudul “Mengadakan Buku Anak Itu Gampang-Gampang Sukar” di Harian Kompas. Artikel tersebut membahas tentang tantangan dalam pengadaan buku anak-anak, yang tidak hanya bergantung pada penulis cerita anak, tetapi juga melibatkan kerja kolektif antara penulis, editor, dan ilustrator.
Pengalaman Pribadi dengan Dwianto Setiawan
Saya memiliki pengalaman pribadi dengan Dwianto Setiawan saat karya saya dimuat di tabloid Hoplaa yang dibinanya pada tahun 1990-an. Tidak hanya tulisan, tetapi juga cergam strip berseri berjudul “Amiliut” yang ilustrasinya dibuat oleh teman saya, Hari. Meskipun karya saya sempat termuat beberapa edisi, akhirnya berhenti karena pekerjaan lain yang lebih mendesak.
Prinsip Menulis Dwianto Setiawan
Dwianto Setiawan memiliki prinsip bahwa menulis adalah profesi yang membutuhkan kedisiplinan dalam berkarya. Prinsip ini sangat berbeda dengan pengalaman saya yang terhenti karena kebutuhan hidup sehari-hari. Sekarang, saya sadar bahwa prinsip Dwianto Setiawan sangat layak diikuti oleh penulis mana pun.
Tantangan Mengadakan Buku Anak-Anak Saat Ini
Setelah 41 tahun sejak Dwianto Setiawan menulis artikel tersebut, apakah tantangan dalam mengadakan buku anak-anak masih sama? Saat ini, biro penerbitan sudah banyak ditemukan di berbagai daerah di Indonesia. Namun, buku anak-anak masih relatif sedikit. Apakah ini karena kurangnya minat baca anak-anak atau penulis cerita anak yang langka?
Pentingnya Buku Anak-Anak
Dwianto Setiawan menekankan bahwa buku anak-anak sangat penting, tidak hanya untuk menyenangkan anak-anak, tetapi juga untuk membantu perkembangan anak dalam usia pertumbuhan dan membentuk kepribadian anak sesuai dengan moral, watak, dan kehidupan sosio-kultural suatu bangsa.
Mari kita kenang karya Dwianto Setiawan dan wujudkan pemikirannya dalam membangun karakter anak Nusantara. Dengan kesadaran akan pentingnya buku anak-anak dan kerja kolektif antara penulis, editor, dan ilustrator, kita dapat meningkatkan kualitas buku anak-anak di Indonesia.
Kota Batu , 6 Agustus 2025
Syamsu Soeid, 65 Tahun, masih suka menulis puisi, cernak, esey, baca puisi. Akhir-akhir ini sering berkarya Performance Art di berbagai daerah, sampai di Jogja, Juli 2025 kemariin.
Red