Jakarta, 5 Juni 2025, Indexindonesia.com – Working Group ICCAs Indonesia (WGII) membeberkan fakta terbaru: luas potensi wilayah adat yang dikelola masyarakat lokal (ICCAs) mencapai 23,82 juta hektar, naik 1,8 juta hektar dari tahun sebelumnya. Data ini dirilis dalam diskusi media “Guardians of Biodiversity: Indigenous Wisdom vs Modern Conservation” sekaligus meluncurkan Database ICCAs Edisi Mei 2025 (4/6).
Fakta Kunci dari Data WGII:
- 647.457 hektar wilayah ICCAs telah terdaftar resmi, tersebar di 293 lokasi.
- Kalimantan dominasi luas wilayah terverifikasi (385.744 hektar), sementara Papua menyimpan potensi terbesar (9,37 juta hektar).
- Ekosistem pesisir masih menjadi blind spot pemantauan, meski menyimpan nilai konservasi tinggi.
Paradoks Konservasi: Negara VS Masyarakat Adat
Koordinator WGII Kasmita Widodo menegaskan: “80% keanekaragaman hayati global ada di wilayah masyarakat adat, tapi kebijakan konservasi kerap mengabaikan mereka.”

Farwiza Farhan (Yayasan HAkA) menyindir pendekatan konservasi warisan kolonial: “Di Aceh, harimau lestari justru di hutan adat, bukan di taman nasional yang dibuka untuk tambang.”
Ancaman di Balik Angka:
Mufti F. Barri (Forest Watch Indonesia) mengingatkan: “6 dari 10 kawasan konservasi nasional tumpang-tindih dengan izin tambang. Masyarakat adat justru yang menutup kebocoran ini.”
Respons Pemerintah:
Inge Retnowati (KLHK) mengaku akan memetakan roadmap kolaborasi, tapi WGII menagih komitmen konkret: “Database kami bukti ilmiah bahwa masyarakat adat bukan penghalang, tapi solusi,” tegas Cindy Julianty.
Generasi Muda Memegang Tongkat Estafet
Kynan Tegar, filmmaker muda Dayak Iban, membagikan filosofi leluhurnya: “Negara bilang hutan ini ‘kawasan konservasi’, tapi bagi kami, ini rumah tempat nafas dan napas bersatu.”
Catatan
- ICCAs (Indigenous Peoples’ and Community Conserved Areas): Wilayah dikelola masyarakat adat/lokal dengan sistem tradisional yang terbukti efektif lestarikan alam.
- KM-GBF: Kesepakatan global yang menargetkan 30% daratan/lautan jadi kawasan konservasi pada 2030.
Red